Kategori
Uncategorized

Semarak Perayaan Nyepi di Surabaya

MELALUI DHARMA AGAMA DAN DHARMA NEGARA MARI KITA SUKSESKAN PESTA DEMOKRASI INDONESIA

Rangkaian perayaan hari suci Nyepi untuk menyambut tahun baru Saka 1945 / 2023 diSurabaya sudah berjalan dengan sukses, lancar dan meriah. Perayaan Nyepi adalah ritual tahunan yang dilaksanakan oleh umat hindu di Indonesia,hari raya ini tepatnya pada Tilem sasih kesanga yang jatuh pada hari Selasa, 21 Maret 2023. Rangkaian kegiatan menyambut hari suci nyepi terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan :

Melasti di Pura Segara Surabaya

1.Upacara Melasti yaitu ritual upacara sebagai simbolis pembersihan/penyucian baik pembersihan diri lahir dan bathin juga pembersihan alam semesta dari hal-hal yang bersifat negatif. Upacara melasti umumnya dilaksanakan didekat sumber air seperti laut,danau,sungai dan mata air yang dijadikan sumber kehidupan. Untuk perayaan melasti di Kota Surabaya tahun 2023 dipusatkan di Pura Segara Surabaya yang dilaksanakan pada hari Minggu, 19 Maret 2023 dengan rute yang cukup dekat yaitu di lapangan parkir perumahan Mentari Kenjeran. Lokasi terbuka yang cukup luas dan berhadapan langsung dengan laut kenjeran serta adalah pengalaman pertama melasti dilaksanakan dilokasi ini.

Perjalanan yang cukup dekat berjarak hanya 1,4 km bisa ditempuh 30 menit berjalan kaki memudahkan umat Hindu yang melaksanakan upacara melasti mengiringi masing-masing pratima dari pura yang ada disekitar surabaya , sepanjang perjalalanan suasana cukup teduh karena banyaknya pohon-pohon perindang disisi jalan raya cukup membantu dari terhindar dari teriknya matahari di Surabaya.

Rangkaian kegiatan melasti dari Pura Segara dimulai dari iring-iringan pratima masing-masing pura ke lokasi pelaksanakan upacara melasti diiringi kidung-kidung suci, gamelan baleganjur , tari-tarian yang dipersembahkan oleh LPDG Kota Surabaya,Sekeha Gong dan Ibu- Ibu dari WHDI Kota Surabaya yang bersemangat ngayah.

Upacara melasti di Surabaya dipuput oleh Ida Pedanda Gede Anom Jala Karana Manuaba dan Ida Pandita Wijaya Kusuma Putra Nirmala, upacara yang berjalan lancar,sukses dan khidmat sebagai wujud hasil dari keihkhlasan semua pihak dalam mempersiapkan sarana dan prasarana pelaksanaan melasti di Pura Segara.

Hal positif dari lokasi melasti di Pura Segara juga dirasakan masyarakat sekitar bahwa setiap kegiatan umat Hindu memberikan dampak dan kesan positif dari masyarakat dan pemerintah disisi ekonomi contoh seperti hadirnya UMKM yang dibina pemerintah kecamatan bulak sebagai wujud sinergitas pemerintah dan umat hindu surabaya.

2.Upacara Tilem dan Upacara Tawur Kesanga

Upacara tilem dan tawur kesanga di hari yang sama yaitu pada hari Selasa 21 Maret 2023, Upacara tilem sebagai kegiatan rutin setiap 30 hari sekali dilaksanakan di area Utama Mandala Pura Segara Surabaya yang dilanjutkan dengan Upacara Tawur Kesanga di area Nista Mandala Pura Segara. Upacara tawur kesanga yaitu disebut juga mecaru yang tujuannya dalah harmonisasi alam semesta untuk keselarasan dan kesejahteraan umat manusia yang dilaksanakan di area pura dan selanjutnya dilaksanakan dirumah masing-masing dengan maksud dan tujuan yang sama.

3.Pawai Seni Ogoh-Ogoh

Pawai Seni Ogoh – Ogoh Kota Surabaya

Kegiatan Pawai Seni ini adalah salah satu yang ditunggu-tunggu waktunya oleh umat hindu dan masyarakat surabaya, pertunjukan seni kolosal dari KMHDI Kota Surabaya mengawali pembukaan pawai seni yang secara khusus dihadiri oleh Walikota Surabaya ” CAK ERI CAHYADI ” untuk mengibarkan bendera start Pawai Seni di area luar Pura Segara. Sambutan walikota Surabaya yang menekankan bahwa kota Surabaya adalah rumah semua agama untuk hidup rukun dan damai,sekaligus memberikan motivasi peserta pawai seni dengan yel-yel yang membangkitkan semangat.

Sambutan masyarakat surabaya sangat meriah dan antusias dengan hadirnya pawai seni ogoh-ogoh yang 3 tahun tidak terlaksana karena pandemi corona, penuhnya masyarakat yang memadati jalan-jalan dari rute pawai seni menambah semangat umat yang hadir mengikuti kegiatan pawai seni. Pawai seni ogoh-ogoh diikuti beberapa group peserta seperti :

  • Peserta Pembuka
  • Peserta Pengusung ogoh-ogoh
  • Peserta Pawai obor dan kulkul
  • Peserta Penari
  • Peserta Sekeha Gong/Gamelan Baleganjur

Diiringi masyarakat yang berbaur bergembira bersama menikmati pertunjukkan seni yang sangat istimewa menambah semaraknya perayaan Nyepi disurabaya, di akhir kegiatan pawai adalah prosesi pralina dari ogoh-ogoh yang sudah selesai di arak keliling yang dilaksanakan diarea parkir luar yang dipuput oleh Pemangku Pura Segara. Suasana ramai dan meriah membuat masyarakat sekitar enggan beranjak pergi meninggalkan lokasi pawai sambil bercerita momen – momen istimewa yang mereka abadikan melalui kamera yang terpantau di platform media sosial dari update foto dan status masyarakat surabaya tentang suasana pawai seni ogoh-ogoh di pura segara. Suasana berganti dari riuh dan ramainya menjadi Sunyi/Sepi/Nyepi dihari berikutnya. Pawai seni ogoh – ogoh adalah simbolis dari manusia untuk menghilangkan sifat-sifat buruk yang disimboliskan dengan patung-patung raksasa yang diarak dan kemudian dibakar, tujuannya adalah umat hindu menyambut tahun baru saka dengan hati yang damai sehingga di tahun saka yang baru harapannya lebih banyak menikmati kesuksesan,kebahagiaan dan kedamaian.

4.NYEPI dan Ngembak Geni

Memasuki hari pertama tahun baru saka 1945 yaitu pada hari rabu,22 Maret 2023 umat hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian / Berpuasa yang meliputi empat hal yaitu :

  • Amati Geni ( Tidak menyalakan api )
  • Amati Karya ( Tidak Bekerja/tidak melaksanakan rutinitas )
  • Amati Lelungan ( Tidak Bepergian/Keluar rumah untuk bisa lebih fokus pada diri sendiri )
  • Amati Lelangunan ( Tidak Bersenang-senang / Hiburan )

Catur brata penyepian adalah konsep instrospeksi diri, pemahaman diri agar mengendalikan diri untuk tidak terpengaruh sifat-sifat buruk, sehingga kita bisa menapaki hari-hari kedepan dengan lebih baik. Khusus ini momen Nyepi adalah waktu istirahatnya alam semesta/bumi dari berbagai polusi akibat rutinitas manusia yang dilaksanakan selama satu hari penuh. Berharap semoga suatu saat nanti moment Nyepi ini menjadi kegiatan nasional satu hari tanpa polusi di Indonesia

Satu hari setelah Nyepi adalah Ngembak Geni, hari dimulai aktifitas persembahyangan bersama dan selanjutnya memulai aktifitas rutin dengan api semangat,kerja keras dan kerja cerdas. Setelah satu hari instrospeksi selanjutnya adalah outputnya dalam kehidupan sehari-hari kedepan sehingga tujuan dari rangkaian pelaksanaan hari raya Nyepi bisa tercapai dan bisa berjalan baik sampai pada Nyepi ditahun berikutnya.

5. Dharma Santhi dan Angayubagia

Setiap momen-momen besar hari raya akan memberikan pelajaran dari seluruh rangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan,berupa pesan-pesan,motivasi dan catatan yang disampaikan pada saat dharma santhi untuk mempersiapkan langkah kedepan yang lebih baik .Dilanjutkan dengan acara Angayubagia sebagai bentuk rasa syukur bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan sudah berjalan sesuai rencana, menyadari ketidak sempurnaan adalah wujud rasa syukur bahwa semua terjadi adalah semua atas kehendak-Nya. Angayubagia dilaksanakan pada hari Minggu,9 April 2023 di Wantilan Agung Dewa Ruci yang dihadiri Tokoh-tokoh umat Hindu,PHDI, Perwakilan pengemong pura,KMHDI kota Surabaya, siswa pasraman saraswati dan umat hindu sektor di surabaya berbaur bersama-sama menikmati kebahagiaan.

Ucapan terima kasih ditujukan kepada semua pihak yang sudah membantu dengan ikhlas sehingga pelaksanaan rangkaian kegiatan Nyepi Tahun baru saka 1945 berjalan lancar dan sukses :

  1. Walikota Surabaya ” CAK ERI CAHYADI “
  2. Pemerintah Kota Surabaya
  3. DPRD Kota Surabaya
  4. PHDI Kota Surabaya
  5. PHDI Provinsi Jatim
  6. KMHDI Kota Surabaya
  7. Pengelola Perumahan Pantai Mentari
  8. Semeton Hindu Surabaya
  9. Masyarakat Kota Surabaya
  10. Para Donatur yang Dermawan

Akhir kata permohonan maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan Nyepi di Pura Segara Surabaya dan Atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa semoga semua diberikan anugerah selalu dalam keadaan sehat,bahagia serta sukses dalam tugas dan karir.

Matur Suksema.

GYP

Gamstop allows you to choose the duration of your exception. The minimum https://luck-of-spins.co.uk/ is six months, and the maximum is five years old, which is perfect for those who want to tie up with gambling.

Kategori
Uncategorized

Banjar Sektor Kenjeran

Kepengurusan Banjar Pakraman Kenjeran pada periode 2021-2024 dengan struktur organisasi baru :

Along with Megaways, there are other https://nonstop-casino.co.uk/games/ mechanics that are also popular among games developers:

Serah Terima Kepengurusan dilaksanakan pada hari Minggu, 23 Mei 2021 di Ruang Kelas Pasraman Saraswati 1 Kenjeran. Disaksikan oleh Team 9 sebagai team pemilihan ketua banjar serta warga banjar sektor kenjeran baik secara offline maupun online.

Penyerahan administrasi kepengurusan lama ke pengurus baru dilakukan oleh Ketua Banjar Sektor Kenjeran yang lama kepada Ketua Banjar Sektor terpilih periode 2021 – 2024 yang pada saat itu diwakilkan kepada Wakil Ketua Banjar.

Proses serah terima kepengurusan berjalan dengan lancar dan pengurus baru bekerja lebih baik untuk menjaga warga banjar tetap harmonis dalam mendukung setiap kegiatan yang ada di Pura Segara Surabaya yang sangat disucikan.

Kategori
Uncategorized

RENUNGAN KORONA

RENUNGAN KORONA

What are the possibilities of replenishing the account and withdrawing funds of the https://ltccasino.co.uk/ online casino?

Hasil renungan selama bekerja dari rumah

Sambil megegitaan.

I Nyoman Sutantra

          Setiap kejadian sekecil dan sebesar apapun di dunia ini pastilah seijin Tuhan yang telah menciptakan dunia ini. Melalui hukum karma yang diciptakan Tuhan sebagai hukum kehidupan, setiap ada perbuatan (karma) sebagai sebab pasti juga akan ada hasil atau akibatnya (pahala). Dan setiap proses sebab dan akibat didunia ini pastilah mengandung pesan atau pelajaran luhur bagi umat manusia untuk meniti kehidupan spiritual yang penuh kasih sayang.

         Pada kisah Ramayana, karena tidak bisa mengendalikan nafsu, keserakahan, dan kemarahan Rahwana menculik Dewi Sita istri Rama, mengakibatkan perang besar antara Rama yang didukung raja Sugriwa dengan pasukan keranya  melawan Rahwana sebagai raja Alengka dengan pasukan raksasanya. Karena perang besar tersebut maka mengakibatkan terbunuhnya Rahwana dan hancurnya kerajaan Alengka. Banyak rakyat Alengka menjadi janda dan sengsara akibat ditinggal suaminya yang terbunuh dalam perang.

Pesan dan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah tersebut adalah bahwa, nafsu, keserakahan, dan kemarahan akan dapat berakibat kesengsaraan dan kehancuran bagi dirinya dan juga bagi umat manusia. Bahkan dalam sastra suci Bhagavad Gita dikatakan: nafsu, kemarahan, dan keserakahan adalah pintu gerbang menuju neraka, kesengsaraan.

        Pada kisah Mahabarata, karena rasa sayang yang buta dan berlebihan raja Drestarastra kepada anaknya Duryodana, maka ia tidak dapat berlaku adil kepada anak dari Pandu, yang memiliki hak pada tahta kerajaan. Duryadana menjadi anak yang penuh dengan kemarahan, nafsu dan keserakahan akan harta dan tahta. Sedangkan anak Pandu (adik Drestrarastra) yaitu Yudistira dan 4 saudaranga menjadi anak yang santun dan teguh memegang keberan, etika dan tata krama luhur, sehingga dapat hidup rukun, damai, harmonis, adil, satu, dan bersatu. Untuk maksud menyingkirkan Yudistira dan saudaranya, raja Drestarastra mengijinkan perjudian yang penuh tipu muslihat antara Duryadana dengan Yudistira dan saudaranya, disaksikan oleh raja, Rsi Bisma, guru Drona dan para pejabat. Karena kecersadasan dan kelicikan Sakuni, paman dari Duryadana, dapat membuat Yudistira mempertaruhkan kerajaannya dan juag istrinya yang berakhir dengan kekalahan. Karena kekalahan dalam perjudian itu, maka Yudistira dan saudaranya dibuang kehutan selama 13 tahun, bahkan istrinya Drupadi ditelanjangi oleh Dursasana, atas perintah Duryadana didepan raja dan para pejabat kerajaan. Raja Drestarastra walau tahu bahwa segala tindakan itu salah melanggar etika, namun karena cintanya yang buta kepada anaknya, maka ia membiarkan semua itu terjadi. Karena terikat oleh janji dan sumpahnya untuk selalu tunduk pada kehendak raja, maka Rsi Bisma, sebagai penasehat raja, juga tidak bisa menghentikan tindakan Dursasana adik Duryadana yang melanggar etika dan tata susila. Juga karena telah menerima kehormatan sebagai guru utama dan gelimangan harta dari raja Drestarastra, maka guru Drona juga tidak bisa berbuat apa-apa atas tindakan Duryadana dan Dursasana. Karna sebagai seorang kesatria besar, putra sulung dari Dewi Kunti, karena keangkuhannya dimanfaatkan oleh Duryadana. Karna diangkat sebagai raja, bagian dari kerajaan Astina, oleh Duryadana pada saat harga diri Karna dihancurkan didepan umum. Akibatnya Karna merasa sangat berhutang budi dan menganggap Duryadana sebagai sahabat sejati. Karena sikap dan tindakan raja Drestarastra, Rsi Bisma, Guru Drona dan Karna, yang seharusnya mampu mengendalkan konflik, tetapi tidak melakukannya, maka berakibat terjadinya perang saudara yang dahsyat antara pihak Duryodana (Kurawa) dan pihak Yudistira (Pandawa) yaitu “Barata Yuda”. Perang dahsyat tersebut telah mengakibatkan terbunuhnya ribuan kesatria besar dan ratusan raja, serta menyengsarakan rakyat. Perang besar tersebut dimenangkan oleh Pandawa yang selalu memegang teguh moral kebajikan dan selalu satu dan bersatu, mengendalikan ego, nafsu, keangkuhan dan keserakahan.

Pesan dan pelajaran penting yang patut dipetik adalah: sebagai raja atau pemimpin janganlah seperti raja Drestarastra. Sebagai tokoh besar, penasehat raja, janganlah terjebak seperti Rsi Bisma. Sebagai guru Besar, guru bangsa, janganlah terjebak seperti Guru Drona. Sebagai kesatria besar, janganlah terjebak hutang budi seperti Karna. Sebagai putra raja, janganlah angkuh dan serakah seperti Duryodana. Sebagai ilmuwan cerdas, janganlah licik dalam menggunakan kecerdasannya seperti Sakuni. Jadilah manusia yang selalu santun dan teguh menegakkan kebenaran, mengendalikan nafsu, ego, kemarahan, keserakahan, dan hiduplah rukun, damai, harmonis, adil, satu, dan bersatu seperti Pandawa.        

         Pada saat perang “Barata Yuda” telah terjadi wabah dahsyat yaitu kematian masal yang mistirius dari pasukan Kurawa dan juga Pandawa, diakibatkan oleh virus berupa pasukan raksasa kerdil yang berkembang dan berubah dengan cepat dan tidak terlihat dengan mata biasa. Virus berupa raksasa kecil tersebut dapat dengan mudah  membuat setiap orang yang dekat menjadi batuk, sesak nafas, pusing dan langsung meninggal. Pasukan raksasa tersebut sangat mistirius, berjumalah sangat banyak, dan sangat cepat memperbanyak serta merubah diri sehingga sangat sulit dikendalikan, membuat baik pihak Pandawa maupun Kurawa cemas. Virus berupa pasukan raksasa ini adalah datang dari enersi ilmu supra natural yang disebut “ajian Candrabirawa” yang dimiliki prabu Salya yang menggunakannya dengan penuh nafsu, kemarahan, dan kerakahan. Parabu Salya adalah seorang raja, paman dari Nakula dan Sadewa (Pandawa), karena terjebak oleh kelicikan Sakuni, maka pada perang Barata Yuda ia memihak pada Kurawa. Tidak ada yang mampu mengendalikan wabah dahsyat kemanusian tersebut baik dari pihak Kurawa maupun Pandawa. Hanya Krisna, orang suci pemegang moral, sebagai penasehat perang Pandawa dapat mengetahui dengan jelas bahwa wabah dahsyat itu hanya bisa dihentikan dengan pengetahuan kebenaran, kekuatan moral, kebajikan, welas asih, ketulusan, dan kedisiplinan yang tulus. Semua sifat itu dimiliki oleh Yudistira, dan pengetahuan kebenaran yang disebaut Cakra Baskara yang dimiliki oleh Krisna. Yudistira dengan bekal sikap luhur tersebut dan pengetahuan keberan berupa Cakra Baskara dari Krisna berperang melawan Prabu Salya, berakhir dengan terbunuhnya Salya, sebagai sumber dari wabah dahsyat, dan seketika wabah berhenti.

Pesan dan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah tersebut: sebagai pemimpin, sebagai kesatria besar, dan sebagai orang yang memiliki  kekuatan supra natural gunakanlah itu untuk kemanusiaan, janganlah seperti Salya yang menggunakan kekuatannya itu dengan penuh nafsu, kemarahan, dan keserakahan. Untuk menghadapi wabah yang dahsyat yang mengakibatkan kesengsaraan dan kematian, belajarlah dari sikap dan tindakan luhur yang dimiliki dan dilakukan oleh Krisna dan Yudistira.           

         Setelah jaman Mahabarata, yaitu jaman modern seperti sekarang ini, masih sangat banyak umat manusia yang belum dapat memahami pesan dan memetik pelajaran luhur dari kisah Ramayana, Mahabarata, dan kisah-kisah luhur lainnya. Manusia di jaman modern banyak yang tidak mampu mengendalikan nafsu, ego, kemarahan, keserakahan, dengki, iri hati, kegelapan, dan kebodohan sehingga sangat sering mengakibatkan perselisihan, konflik, radikalisme negatif, dan perang yang dapat menyengsarakan, menyakiti, dan membunuh umat manusia. Karena keserakahan akan tahta dan harta, manusia di jaman modern telah merusak habis hutan sehingga berakibat pemanasan global, banjir, tanah longsor, puting beliung, turunnya air tanah dan dampak negatif lainnya yang dapat menyengsarakan dan merusak kehidupan manusia. Dengan nafsu, ego, dan keserakahan manusia  akan harta dan tahta telah mengakibatkan perselisihan, konflik, dan perang antar individu, kelompok, dan golongan yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan suatu bangsa. Kekayaan alam sebagai anugrah Tuhan yang seharusnya dijaga dan digunakan dengan hati-hati untuk kesejahteraan umat manusia, telah dengan penuh nafsu, kemarahan, dan keserakahan telah dikeruk sebanyak-banyaknya. Dengan terkeruknya kekayaan alam seperti itu, maka alam akan mencari keseimbangan kembali melalui gempa, pergeseran lempeng, tsunami, gunung meletus, perubahan musim yang tidak lagi dapat diprediksi, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menyengsarakan umat manusia. Semua kegiatan alam tersebut mengandung pesan dan pelajaran luhur yang seharusnya mampu dipahami dan dipetik oleh manusia modern.

        Dengan alasan konsumsi, pemenuhan gisi, stamina, pengobatan, penelitian dan kebutuhan lainnya, manusia dengan serakah menyiksa dan membunuh binatang-binatang dengan tanpa mengindahkan etika kebinatangan. Menyiksa dan membunuh binatang dengan tanpa etika kebinatangan, akan sangat mungkin membuat jiwa-jiwa dari para binatang memancarkan energi negatif yang dapat merusak kesucian dan kebersihan alam lingkungan. Pancaran energi negatif dari jiwa-jiwa binatang yang tersiksa dan terbunuh dapat menghasilakn virus atau kuman yang mengakibatkan berbagai jenis penyakit yang mewabah dan mematikan. Flu burung, flu ayam, flu babi, flu unta, dan juga Virus Korona yang sangat mungkin buah dari pancaran energi negatif dari jiwa jiwa binatang yang tersakiti, tersiksa, dan terbunuh yang terakumulasi. Karena terakumulasi sangat banyak sehingga energinya sangat kuat yang mengakibatkan wabah pandemi Virus Korona berkembang dan berubah sangat cepat memasuki hampir seluruh negara di dunia, kedahsyatannya seperti wabah dahsyat Aji Candrabirawa Prabu Salya. Semua kejadian itu pastilah mengandung pesan dan pelajaran yang memuat nilai-nilai luhur untuk dapat menuntun kehidupan luhur umat manusia.  Untuk mengatasi wabah pandemi yang dahsyat ini kita dapat belajar dari Krisna dan Yudistira dalam menghadapi virus dahsyat berupa raksasa kerdil yang tak terlihat dari Aji Candrabirawa, saat perang Barata Yuda.

        Pesan dan pelajaran dari Krisna dan Yudistira, salah satu yang utama untuk mengatasi wabah dahsyat adalah dengan senjata kebenaran dalam wujud Cakra Baskara dari Krisna, moral, kebajikan, dan budi luhur dari Yudistira. Cakra Baskara pada jaman modern dapat berupa segala pengetahuan kebenaran yang patut diberdayakan oleh para ahli secara tulus dan tanpa pamrih, untuk menghasilkan vaksin, obat obatan, dan segala peralatan bantu dalam usaha menghindari penyebaran dan membantu penyembuhan akibat Virus Korona. Umat manusia harus meningkatkan kualitas moral dan kebajikan dengan mengendalikan pikiran, nafsu, kemarahan, ego, keserakahan, dan disertai doa untuk tidak cemas dan stress yang diwujudkan dengan “tetap berada dirumah” dan “bekerja dari rumah”. Disamping itu umat manusia harus mengendalikan perkataanya untuk selalu santun, tidak mencemoh, tidak mengejek, tidak menyakiti, tidak berbohong, tidak bikin berita sosial bohong, tidak mengasut, tidak mengeluh, dan tidak melakukan penistaan yang diwujudkan dengan “memakai masker”. Begitu juga umat manusia harus menjaga budi pekerti luhur dengan selalu menjaga kehidupan yang saling menghormati, saling berbagi, rukun, damai, harmonis, saling asah, saling asih, saling asuh yang diwujudkan dengan “menjaga jarak”. Akhirnya umat manusia juga harus selalu menjaga kesucian, kebersihan, dan kesehatan lahir dan batin dengan menjaga kualitas makan dan olah raga untuk imunitas tubuh yang diwujudkan dengan “cuci tangan dengan sabun”. Kelima hal tersebut patut dilaksanakan dengan penuh disiplin, tulus, tanpa pamrih, dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Dengan cara demikian dengan disertai doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga umat manusia dikaruniai kerahayuan, dilapangkan jalan untuk mengatasi pandemi yang melanda umat manusia.

Ditutup dengan pupuh Durme:

Nenten lali setate nyuciang tangan,

Kesarengin nyuciang rage,

Nguncarang mantra Gayatri,

Miwah Maha Mertyu mantra,

Mangde side kerahayuan,

Luput antuk

Serangan virus korona.      

Kategori
Uncategorized

LOMBA BALEGANJUR SURABAYA

RANGKAIAN KEGIATAN PIODALAN PURA SEGARA SURABAYA

Dalam rangka menyambut Piodalan Pura Segara Surabaya yang jatuh pada Purnamaning Kapat hari Minggu,13 Oktober 2019. Rangkaian kegiatannya dimulai pada hari Minggu, 29 September 2019 dengan beberapa acara menarik yang dimulai sejak pagi hari sampai menjelang sore hari, dimulai pagi hari jam 06.00 WIB Kegiatan Senam yang dilanjutkan dengan Jalan Sehat mengelilingi Perumahan Komplek TNI-AL Kenjeran yang berada disekitar Pura Segara Surabaya sampai finish kembali di Wantilan Agung Dewa Ruci dilanjutkan dengan acara pengundian kupon jalan sehat dengan ratusan hadiah hiburan serta beberapa hadiah yang bernilai cukup besar. Undian hadiah dilakukan bersamaan dengan acara Bazaar,sebagai informasi bahwa Kegiatan Jalan Sehat dan Bazaar adalah kegiatan yang sudah rutin dilakukan dalam beberapa tahun terakhir meramaikan Piodalan Pura Segara yang dari tahun ke tahun peserta maupun penontonnya semakin bertambah ramai.

Virtual gaming clubs are unique entertainment platforms where you can play with money. Such a site presents a variety of games in which you can use money for bets and receive a well -deserved gain. Such clubs not Magic win used standard entertainments that can be found in a ground casino, but also developed several unique offers for their visitors.

https://purasegarasurabaya.net/lomba-baleganjur-surabaya/

Lomba Baleganjur di Surabaya baru pertama kali dilaksanakan di Pura Segara Surabaya, sebagai salah satu pembinaan Seni dan Budaya. Meriahnya suasana Lomba Baleganjur yang dilaksanakan setelah acara Senam dan Jalan Sehat diselingi dengan pengundian kupon berhadiah menambah semangat para penonton untuk tetap bertahan menikmati setiap urutan acara, susunan acara Lomba Baleganjur bersamaan dengan acara Bazaar yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau sangat dinikmati penonton dengan terlihat suasana semenjak acara dibuka tetap semangat sampai pengumuman pemenang Lomba Baleganjur tetap tak beranjak dari tempat duduk, tentunya momen itu adalah suasana yang sangat langka di Surabaya. Menikmati hiburan lomba baleganjur sambil menikmati makanan dan minuman yang pasti enak, bersamaan dengan suasana para hadirin yang berharap agar mendapat hadiah undian adalah momen yang sangat istimewa. Banyaknya penonton yang beruntung mendapatkan hadiah undian adalah salah satu momen yang membahagiakan, terlebih Panitia dan warga yang sudah ngayah bekerja keras menyiapkan acara adalah kebahagiaan yang istimewa.

Hasil dari penilaian 3 dewan juri pada Lomba Baleganjur di Wantilan Agung Dewa Ruci, Pura Segara Surabaya 2019 pada Minggu, 29 September 2019 adalah sebagai berikut :

  • Juara 1 Sekeha Baruna Sakti Swara – Kenjeran
  • Juara 2 Sekeha Dharma Gita Margowening – Krembung
  • Juara 3 Sekeha Santi Swara – Juanda

Penampilan terbaik diraih oleh Sekeha Prami Santi Swara – Juanda

Kreatifitas Terbaik diraih olehSekeha Jala Wira Dharma – KOARMADA II

Gagasan Terbaik diraih oleh Sekeha Wiguna Bahari – Kenjeran

Terfavorit diraih oleh Sekeha Baruna Sakti Swara Junior – Pasraman Saraswati 1 Kenjeran.

Lomba yang bertujuan ganda salah satunya adalah sebagai bentuk pembinaan generasi muda agar selalu bersemangat melestarikan seni dan budaya terlebih lagi hal itu berkaitan langsung dengan ritual keagamaan yang akan rutin dilaksanakan.

Sambutan penonton yang antusias agar kegiatan positif seperti ini terus berproses kedepannya terus menjadi lebih baik , bukan kemenangannya yang membahagiakan tetapi yang lebih membahagiakan adalah ketika kebersamaan kita dalam suasana ngayah bahagia yang bisa terus terjaga agar kita bangga sebagai keluarga besar.

Untuk hadirin yang belum sempat menikmati suasana lomba baleganjur dan bazaar ataupun yang belum beruntung mendapat hadiah kali ini, Astungkara… tahun depan bisa mendapat banyak keberuntungan di Pura Segara Surabaya.

Besarnya rasa syukur kita bersama dengan kelancaran setiap proses kegiatan Senam, Jalan Sehat, Bazaar dan Lomba Baleganjur adalah atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Salam Baleganjur !

Pak dug pak dug pak dug pakkk…ceng….